RASA
YANG DULU
Oleh: Desmoy
Kita
sudah tak bertegur sapa dan aku sudah lama tak mengirimmu pesan bukan berarti
perasaanku telah berubah bukan, rasa itu tetap ada bahkan tetap menjadi raja
dalam hati kecilku. Hanya saja aku harus menjaga kenyamanmu aku tak mau kau
merasa risih karena ulahku yang selalu ingin tahu kabarmu, bukan berarti juga
aku berhenti mencari tahu mengenaimu, aku tahu aku selalu memantaumu dari jauh
dari tempat yang tak terlihat tempat yang mungkin engkau tak sadari ada aku
yang memperhatikan.
Semua tak berubah semua masih tetap sama seperti dahulu hanya caraku saja yang berubah yang semula terang-terangan sekarang bersembunyi dibalik dinding. Aku masih disini dengan doa dan harapan yang sama aku sedang mengajarkan diriku apa arti sabar dan menunggumu sampai Allah yang mempertemukan dan mendekatkan kita kembali seperti dulu.
Aku disini masih tetap merasakan rindu yang terkadang tak dapat kubendung sehingga ia membuatku gelisah bimbang tak tenang. Terkadang akupun nikmati rindu itu dengan tetesan air mata menjadi figuranya. Aku tak tahu akan seperti apa akhirnya tapi yang jelas aku masih mengharapkanmu menunggumu meski dikesemuan yang tak pasti arahnya. Ingin rasanya kusampaikan rindu ini secara langsung padamu ingin kurasakan kenyaman dan ketenangan saat aku bersamamu. Tapi saat ini waktu sedang tak berpihak padaku.
Disetiap ujung malam selalu kusebut namamu dengan mata terpejam merasakan rindu yang menyesakkan dada, namamu kusebut-sebut apa kau disana mendengar panggilanku? Tidakkah kau rindu dan ingat aku? Apakah ini hanya perasaan sepihak?
Beberapa waktu sempat ku merasa tenang tak ingat denganmu dan aku pun mulai merasa bebas dari ikatan yang seolah memang mengikat antara aku dan kamu. Bahkan aku sempat sadari selama ini perhatianku terbumbui obsesi dan nafsu sehingga rasanya aku pantas menerima ini dan aku pun harus perbaiki caraku. Karena itulah caraku mencintaimu berbeda dari hari kemarin.
Ketahuilah ini tak mudah ada banyak yang harus kutahan dan perjuangkan agar dapat mengendalikan diriku. Kini semua kembali seperti semula obsesi itu masih ada, padahal cinta dan sayang bukan tentang obsesi. Wajar saja kau tak menghiraukanku karena ini sungguh tak akan baik entah untukku atau untukmu. Tali yang mengikat aku dan kamu pun terasa semakin keras mengikat entahlah perasaan apa ini hanya saja seperti itulah yang aku rasakan.
Komentar
Posting Komentar