“Dia
Reza Satria”
Oleh: Desmoy
Hai perkenalkan nama saya Desmoy saya
sering dipanggil moy. Saya adalah anak SMA kelas XII disalah satu sekolah
negeri dikota Bandung. Kebetulan sekolah dengan rumah saya letaknya berdekatan
ya terhalang sekitar 5-6 rumahlah. Saya lagi semangat-semangatnya sekolah nih
kawan. Tau gak kenapa? Soalnya saya sedang jatuh cinta dengan seorang cowo yang
kebetulan satu kelas dengan saya. Ia mempunyai tubuh sekitar 160 cm berkulit
putih, bermata bulat, beralis agak tebal dan berkumis tipis. Namanya Reza
Satria. Bisa dibayangkan ya kaya apa tapi alisnya gak kaya sinchan lo ya haha
takut bablas kalian bayanginnya.
Ohiya sebenarnya aku baru mengenalnya
karena ini pertama kalinya saya bertemu dan sekelas. Maklum saya orangnya jutek
cuek dingin jadi acuh gak acuh sama lingkungan sekitar gak suka merhatiin.
Awalnya teman sebangku saya yang merhatiin dia dan bilang kalau dia masuk
kedalam kategori cowo terganteng dikelas. Dulu sebelum aku punya rasa padanya
aku bilang dia gak ganteng alias biasa aja standar (kalau suka mah yang standar
jadi luar biasa ya kawan).
Nah hari demi hari terlewati hingga pas
hari selasa ada tugas yang harus dikumpulin dan kebetulan saya yang diberi
amanat oleh bu guru untuk mengambil setiap tugas yang ada dimeja temen-temen.
Semuanya tugasnya sudah saya ambil hingga satu orang yang mejanya belum saya
hampiri karena mejanya paling ujung. Ya itu meja Reza, tapi sepertinya ia belum
selesai mengerjakan tugasnya soalnya pas saya hampiri dia, eh dianya riweh
langsung belum selesai. Ya karena dia satu-satunya yang belum saya bantu dia
menyelesaikan tugasnya saya mendikte jawaban yang belum ia temukan. Berlalulah
hari itu.
Minggu berikutnya ketika pelajaran
sosiologi bapak guru memberi amanat bahwa sebagai sekretaris kelas saya harus
membagi teman-teman dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi. Dan secara tidak
sengaja saya dan reza satu kelompok. Kami pun duduk berkelompok, saat itu saya
duduk disebelah kanan reza. Tapi karena belum terlalu kenal jadi gak ngobrol
malah diem-dieman aja. Lalu saya nekad bertanya padanya kirakira seperti ini
kalimatnya
“eh reza, kamu tau mak erot ga? Rumahnya
dicibiru dia nenek saya, rumah kamu juga dicibiru kan reza? Anaknya bi Esih?
Kita saudara jauh lo”
haha sok kenal ya aku wkwk tapi
sebelumnya nenekku bilang kalau aku punya saudara jauh namanya reza yang
sekarang sekolah di SMA yang sama. Kalian tau apa reaksi reza pas tiba-tiba aku
bilang gitu? Haha alisnya langsung berdekatan matanya dikecilkan terheran-heran
dengan pertanyaan dan pernyataan yang ku lontarkan padanya kemudian dia jawab
seperti ini
“hah? Siapa tuh? Ibu aku namanya bukan
Esih, alamat rumah juga bukan dicibiru tapi di Komplek Permata Biru”.
Lah dari sana jadi aku yang
terheran-heran dan berpikir
“apa ni orang lagi ngajak bercanda atau
bener serius?”
tapi aku tetap ngotot dan jelasin
blablabla tapi sengotot aku bertanya sengotot itu dia bilang bukan hahaha
memalukan ya?? Lalu hari itu pun berlalu. Mungkin karena berawal seperti itu
lambat laun Reza mendekatiku ia selalu menggangguku dan membuatku benar-benar
risih. Dia setia menyapaku dan mewarnai hariku disekolah. Mulai dari tiba
disekolah istirahat bahkan sampai pulang sekolah. Ia senantiasa menghampiri
mejaku seraya untuk mencari bahan pembicaraan yang tidak jelas. Awalnya aku
heran dan benar-benar merasa risih, tapi tak disangka aku pun diam-diam mulai
merasakan kenyamanan. Ya nyaman adalah salah satu kelelmahanku.
Tapi aku tetap diam memendamnya aku tak
ingin Reza tahu bahwa aku mulai menyukainya. Semua berjalan seperti biasa Reza
sering mengontactku dan memberiku nasehat-nasehat. Ia senantiasa memanjakanku
bahkan ia juga selalu menghiburku saat aku merasa tidak enak lalui hari. Semakin
ia memberiku kenyamanan semakin hati ini tak tahan menahan rasa. Sungguh rasa
itu tumbuh dengan begitu cepat tanpa dapat aku kendalikan. Tapi aku tak dapat
lakukan apa-apa karena aku takut merusak kedekatan yang sudah tercipta diantara
kita.
Suatu hari Reza memanggilku untuk duduk
disamping mejanya dan menutup kedua mataku dengan kain. Entah apa yang akan ia
tunjukkan. Katanya ia ingin memberiku kejutan. Aku pun menunggu dan dalam
hitungan tiga aku membuka mata, Subhanallah betapa terkejutnya aku ia memberiku
sebuah boneka beruang berwarna pink dengan sebuah coklat dihiasi pita merah. Ia
memberiku kejutan tanpa merasa canggung dan malu didepan teman-teman kelas.
Setelah itu Reza memainkan gitarnya untukku ia bernyanyi sebatas mimpi lagu nano band. (Ohiya
kebetulan hari itu pelajaran seni budaya dan kami disuruh membawa alat musik).
Kalian tahu betapa bahagianya aku akan perlakuan
Reza padaku sungguh hatiku semakin menjadi-jadi. Semenjak hari itu kami semakin
dekat mungkin lebih dari biasanya. Duduk sebangku berdua. Bahkan ia selalu
menggodaku menggunakan matanya. Sebalnya ia selalu melihatku dengan mata tak
berkedip. Omaygat plisss hatiku gasanggup berdebar. Setelah kejadian siang tadi
disekolah aku dan Reza menghabiskan malam chat bersama saking senangnya dan
sedang jatuh cinta rasa ngantuk pun seakan hilang. Aku tahu ketika jatuh cinta
kalian pasti merasakan hal yang sama.
Meski aku tidur larut malam tapi semangat
sekolahku sungguh luar biasa hingga aku bangun subuh sekali dan berangkat
kesekolah dengan hati dan wajah amat bahagia. Ya karena sudah beberapa bulan
ini aku dilanda cinta hihi.
Sesampainya disekolah ketika aku hampir
duduk dimejaku. Saat itulah aku tak sengaja mendengar bahwa Reza, Rahmat dan
Hilya teman sebangkuku pergi berenang bersama tanpa mengajakku. Kalau kalian
diposisiku mungkin kalian juga kecewa ingin marah tapi gabisa. Bahkan ternyata
Hilya mengajak Ayu temannya ketika kelas sepuluh sekarang ia ambil jurusan ipa,
Ayu itu cantik, kurus, berambut lurus dengan warna pirang dengan tinggi sekitar
145 cm.
Usut punya usut Ayu suka dengan Reza dan
sedang berusaha dekat dengan Reza. Entah Reza yang polos terlalu baik atau
bagaimana ia juga memberikan perlakuan baik pada Ayu bahkan katanya mereka juga
sering chat.
Kalian tahu, betapa sakitnya aku
mendengar seperti itu, lalu selama ini perlakuan baik terhadapku? Atau Reza
sengaja ingin mempermainkanku? Begitu banyak pikiran negatif dalam pikiranku. Aku
terbawa nafsu amarahku tak terbendung aku meluapkan semua dalam tangisanku.
Ingat ya kalian menangis itu tidak buruk malah ia merupakan salah satu cara
menenangkan hati, menangis juga menyehatkan kok oke balik lagi ya, aku menangis
sampai mataku bintit ya benar karena aku terlama menangis hehe.
Dengan pikiran yang tidak benar karena
dibutakan cemburu dan amarah aku memutuskan untuk menjauhinya tak bertegur sapa
lagi bahkan mengganggapnya tak pernah dekat denganku. Oleh karena itu ketika
disekolah aku membiarkannya sekalipun ia menatapku dan berdiri disampingku aku
mengganggapnya tak ada. Dia sepertinya keheranan. Ya bagaimana tidak sikapku
berubah 180 derajat dari biasanya. Ia bahkan mengirim pesan di bbm yang berisi
“ Kenapa kok berubah 180 derajat?”. Aku kira ia tak menyadarinya tapi ternyata
ia peka terhadap perubahan sikapku. Tapi aku masih enggan membalas chatnya aku
hanya membacanya saja dan berkata dalam hati “syukurin aku read aja, abisnya
kamu sih mainin aku” ya kurang lebih hatiku berkata seperti itu.
Hubungan kami tak seperti dulu semua
berubah, aku yang pertama berubah tapi akulah orang yang paling terluka.
Entahlah aku memposisikanku bak korban. Ohiya beberapa hari kemudian aku
mendengar bahwa ia menangis matanya bintit konon karena hubungan kami yang
rusak. Entahlah benar atau tidak tapi ia orang yang pertama menangisku. Tapi
bukan berarti kami baikan aku tetap diam dan menghindarinya. Mentapnya pun
rasanya aku tak ingin. Ya begitulah aku saat kepercayaanku dikhianati. Dan
ketika aku marah aku akan lebih banyak diam dan menghindar.
Tak terasa dua bulan berlalu, jarak kami
semakin jauh. Saat seperti itu pula mantanku bernama Azhar kembali ia datang
bermaksud menyesali semua perbuatan yang telah ia lakukan. ia telah
menyelingkuhiku enam kali haha ya aku gadis bodoh yang terpedaya cinta. Cinta
menjadikanku budak. Azhar ingin aku memaafkannya dan memulai lembaran baru lagi
bersamanya. Aku yang kala itu tengah dilanda perih kecewa tanpa berpikir
panjang menerima Azhar kembali. Aku dengannya kembali berpacaran dengan syarat
jika ia melakukan hal yang sama untuk ke tujuh kalinya. Ini akan jadi akhir
dari hubungan kita. Tak terasa dua bulan terjalani kami melalui semuanya dengan
baik-baik saja.
Ohiya Azhar adalah seorang calon TNI-AD
ia sedang rajin latihan fisik karena pendaftaran akan segera dimulai.
Komunikasi antara aku dan Azhar pun tak selancar sebelumnya . ia lebih banyak
menghilang tapi aku tak pernah marah karena ia sedang berusaha menggapai
cita-citanya, apalagi iya bilang bahwa ia jadi TNI untukku karena ia berencana
menikahiku. Aku pun mendukungnya oleh karena itu aku membantunya lewat doa dan
puasaku. Aku juga membantunya mencari informasi-informasi tentang pendaftaran
karena aku tak ingin ada yang mendahului. Tiba-tiba ada kabar dari sahabat
dekat Reza bahwa Reza selama ini memendam rasa padaku, dan ketika ia mengetahui
aku balikan lagi dengan Azhar, Reza hanya bisa diam dan memendam rasa kecewa
padaku. Aku mendengarnya sangat bahagia
dan juga ada rasa tak enak seperti sakit secara bersamaan tapi aku sedang
dengan Azhar. Aku tak tahu harus apa.
Lalu keesokan harinya aku bertemu Reza.
Aku berteriak kepada Reza “Kenapa kamu tidak bilang itu dari awal? Kenapa kamu
hanya diam saja? Bukankah kamu suka Ayu bukan aku?” Reza hanya terdiam. Aku pun
mendorongnya “Reza berbicaralah, kenapa kamu malah menyiksaku seperti ini?”
seketika air mataku terjatuh. Akhirnya Reza berbicara ia menjelaskan “Aku tidak
mempunyai rasa apapun pada Ayu, Aku
menginginkanmu yang aku inginkan Cuma kamu. Seandainya kita tak bisa bersama
saat ini juga. Aku akan menunggumu dimasa depan untuk bersamaku”.
Betapa bahagianya aku hari itu, air mata
amarahku berubah jadi haru. Ternyata orang yang selama ini kutunggu punya
perasaan yang sama denganku. Hari itu rasanya aku tak ingin cepat berlalu. Tapi
begitulah saking menikmati hari itu waktu terasa begitu cepat. Matahari
terbenam aku dan Reza kembali terpisah. Setelah hari itu Reza tak menghubungiku
ia hilang entah kemana. Ohiya hubunganku dengan Azhar memburuk, karena aku
terlalu banyak membahas Reza, Reza dan Reza. Hingga detik-detik pendaftaran
tepat tanggal 17 Agustus 2015. Ia tiba-tiba meminta break dengan alasan ingin
lebih fokus latihan. Bahkan yang tak kubayangkan ia mendelcont kontakku di
bbmnya. Apa harus sampai sepeprti itu?
Aku keheranan, aku mencari informasi aku
bertanya pada Jon, teman segengnya. Jon pun dengan sigap memberiku informasi
bahwa Azhar hanya mendelcont aku saja. Bahkan beberapa menit setelah
mendelcontku, Azhar membuat status kira-kira begini statusnya “Goodnight
sayang:*:*”. Betapa kesalnya aku dibohongi dan ia melanggar janjinya aku pun
langsung menghampirinya dan memakinya meluapkan semua kekesalanku. Tapi dasar
playboy tengil dia malah sibuk ngeles sepertinya ia terlalu malu untuk mengakui
kesalahannya.
Semenjak itu aku menangis kembali bahkan
aku sampai jatuh sakit. Lagi-lagi aku kecewa dan terluka karena cinta. Setelah
itu aku, Reza dan Azhar tak berkomunikasi sama sekali kami semua seakan
mejalani semua sendiri-sendiri.
Lima tahun kemudian. Aku dan Reza
dipertemukan kembali dalam sebuah acara reuni. Kini Reza menjadi sosok pria
yang begitu mengagumkan dari sebelumnya. Dan tanpa disadari jantungku kembali
berdebar dengan cepat. Ya aku masih mencintainya meski lima tahun kami tak
memberi kabar satu sama lain. Tapi aku masih belum bisa menghilangkan rasa
cinta itu untuknya. Di acara reuni itu aku dan Reza berbincang. Dan entah
darimana awalnya tiba-tiba aku dengan spontan bertanya pada Reza.
“Za, usiamu kan sekarang sudah 25 tahun,
apa kamu tak akan segera menikah dengan seorang wanita gitu?”.
“Ya tentu. Sebentar lagi aku akan melamar
seorang wanita untuk aku jadikan teman hidupku didunia dan surga nanti,
bagaimana dengan kamu, apa kamu sudah jadi calon orang?” sahut Reza dengan
wajah yang penuh kebahagian.
Mendengarnya berkata seperti itu aku
merasa sakit, ternyata selama ini aku menunggunya selama lima tahun itu
sia-sia. Tanpa menjawab pertanyaan Reza aku
langsung pergi meninggalkan acara tersebut. Satu minggu berlalu, hari
ini entah kenapa seisi rumah sibuk menyiapkan hidangan konon akan datang tamu
ke rumahku malam ini. Entahlah aku tak diberi tahu siapa tamu yang akan datang
mungkin saudara jauh kami akan berkunjung pikirku. Matahari tenggelam , malam
pun tiba. Pukul 20.05 terdengar bunyi bel rumahku. Aku pun disuruh untuk segera
membuka pintu. Betapa terkejutnya aku, ternyata yang datang adalah Reza dan
keluarganya. Aku benar-benar mendadak diam karena aku tak berpikir kalau Reza
akan datang. Ternyata Reza dan keluarganya datang untuk melamarku. Kalian tahu
betapa bahagianya aku, Reza yang kutunggu juga menginginkanku. Setelah berbincang
dengan kedua belah keluarga kami melanjutkan untuk makan malam bersama. Setelah
itu aku dan reza berbincang.
“Reza, aku kira kamu telah menemukan
penggantiku dan aku kira ucapanmu waktu itu hanya untuk menenangkanku”.
“Maaf, aku membiarkanmu menunggu terlalu
lama, aku hanya ingin memantaskan diriku agar bisa menjadi pria yang baik dan
benar-benar pantas untukmu. Aku ingin menjadi imam untukmu yang bisa
membahagiakanmu dunia dan akhirat, yang membimbingmu menuju ridha-Nya, terimakasih
juga sudah setia menungguku dengan waktu yang cukup lama, terimakasih karena
telah menerima lamaranku dan mau menjadi istri serta ibu dari anak-anakku kelak”.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar