GADIS
Oleh:
Desmoy
Suatu hari di kota Bandung tepatnya daerah Antapani.
hiduplah seorang gadis,
dimana dia mempunyai sebuah keluarga yang amat menyayanginya, yang terdiri dari
seorang ibu, ayah dan seorang adik kecil. Dia merupakan anak sulung. Dia bukan
berasal dari keluarga berada tapi dia punya tekad yang kuat menjadi orang
sukses semua itu ia lakukan demi sebuah masa depan yang cerah dan dia juga
ingin membahagiakan orang tuanya.
Gadis ini tumbuh dengan berjuta kasih sayang. Dia
sangat dimanja oleh orang tuanya terutama ayahnya, ayahnya adalah sesosok pria
tampan tinggi dan badan yang benar-benar gagah dan pekerjaannya adalah buruh.,
sedangkan ibunya mempunyai wajah yang cantik dan manis ia bekerja sebagai buruh
cuci. Gadis ini lebih dekat dengan ayahnya karena ayahnya amat memanjakan dia. Semua
yang gadis ini mau selalu ayahnya penuhi. Ayahnya pun selalu sengaja meminjam
motor milik temannya demi mengajak gadisnya ini jalan-jalan menikmati alam. Ayahnya
yang sering menghabiskan banyak waktu dengannya apabila ia sedang libur kerja.
Gadis ini selalu menceritakan segala yang terjadi
disekolahnya aktivitasnya kepada ayahnya. Sampai suatu hari sang ayah menyuruh
gadis kecil ini untuk membeli sebuah kopi ke warung, tapi anaknya tidak mau.
Karena ayahnya sedang pusing sebab butuh pekerjaan ayahnya marah pada si gadis
dan salahnya si gadis saat tahu warung itu tutup ia tidak mencari warung lain.
Sejak itu hubungan ayah dan gadis ini renggang. Waktu berlalu emosi ayahnya pun
mereda. Dia hedak memberikan sigadis kecil ini kejutan. Ia pergi ke tempat
pencetakkan photo lalu ia mencetak semua poto-poto selfie anaknya yang masih ia
simpan di ponselnya. Sang ayah pun pulang, saat pulang anaknya masih marah
sakit hati telah dimarahi karena masalah kopi. Apalagi karena ia masih kurang
mengerti bahwa ayahnya hanya terbawa emosi saja.
Ayahnya pun memberikan poto-poto yang telah ia cetak
kepada gadis. “Neng bapak udah cetak poto neng banyak banget, gimana neng suka
ga? Potonya kita pajang ya pake figura biar bagus neng?” sang ayah sangat
antusias ia berharap gadis kecilnya pun merespon dia dan bahagia. Tapi ternyata
gadis kecilnya itu tidak merespon dengan baik. Gadis kecilnya masih marah dan
melangkah ke kamar meninggalkan ayahnya begitu saja.
Saat pagi tiba mereka tidak terlalu banyak bicara
bahkan seperti ada jarak antara mereka. Hingga suatu hari si ayah baru pulang
kerja dan ia memberikan cemilan yang ia bawa dari tempat kerjanya kepada
istrinya agar istri dan anak-anaknya mencicipi juga. Setelah itu ia pergi ke
dapur mengambil makan, maklum baru pulang biasanya kan lapar hihihi. Ibu pun
datang menemani sang ayah yang sedang makan sedangkan si gadis dan adik
kecilnya sedang bermain diteras rumah.
Selesai makan, sang ayah bercakap dengan istrinya ia
berkata bahwa ia sedang bingung mencari uang untuk bekal anak dan istrinya
“Kemana ya bu, ke Siapa harus pinjam uang 500 ribu juga gapapa asal buat
sementara waktu kalian dapat bekal” si ibu keheranan mendengar suaminya
bercakap seperti itu. Tak lama ayah pergi minta izin hendak membetulkan air
tetangganya yang rusak “Bu, ayah pergi lagi ya mau membetulkan mesin air tetangga kasian mereka
takut butuh air”. Sang ayah pun pergi. Kira-kira rumahnya itu terhalangi 6
rumahlah ya.
Tak terasa sudah magrib si ibu dan anak-anaknya pun
shalat, saat selesai shalat ternyata ada sanak saudaranya yang mengetuk pintu.
Ia terlihat tergesa-gesa. Ternyata ia datang untuk memberi tahu bahwa sang ayah
pingsan saat membetulkan mesin air dalam kedalaman … meter. Dan sekarang berada
dirumah sakit. Sang istri dan anak-anaknya bingung terutama gadis karena
ayahnya selama ini tak pernah pingsan dan emang jago berantem jadi sang ayah
benar-benar belum pernah seperti ini. Sang ibu diminta sanak saudara ikut
kerumah sakit sedangkan anak-anaknya diminta tinggal berjaga dirumah. Si gadis
pun langsung pergi ke kamar ia menangis dan berdoa pada Allah agar tidak
terjadi yang tidak diinginkan.
Tapi entah kenapa hati gadis kecil ini begitu beda
rasanya hati dia terasa sangat sakit dan badannya benar-benar lemas. Beberapa
saat setelah itu orang-orang berdatangan kerumah terutama sanak saudaranya dan
tetangganya. Mereka menggelar tikar dan mengosongkan tempat kursi. Entah kenapa
semua orang menangis. Sigadis yang saat itu berusia 12 tahun kebingungan
mengartikan semua ia benar-benar tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan
ia melihat sang paman yang selama ini cuek dan seolah-olah tak acuh pun sedang
menangis dipojok pintu.
Lalu sigadis menghampiri sang paman. Lalu ia bertanya
“kenapa? Kenapa semua orang menangis? Kenapa?” dengan nada sedikit membentak.
Tapi si paman tak menjawab ia tetap menangis. Lalu sigadis bertanya kembali
“ada apa? Ada apa? Kenapa? Kenapa semua menangis? Kenapaaaaa????” lagi-lagi si
paman tak menjawab ia tetap menangis. Lalu si gadis yang penasaran bertanya
pada tetangganya yang sedang menangis juga. “ada apa? Kenapa menangis?” tapi
tetangganya bukan menjawab pertanyaan si gadis melainkan tetangganya langsung
memeluk sigadis. Sigadis benar-benar kebingungan. Sampai akhirnya tetangganya
berkata “Yang sabar ya sayang mulai sekarang gadis harus bias jagain mamah.
Harus jadi anak yang baik jangan nakal”.
Si gadis tetap tak mengerti apa sebenarnya yang
dimaksud oleh tetangganya itu. Sampai akhirnya datang keranda dari arah pintu.
Gadis benar-benar tak berdaya saat melihat keranda itu dibawa ke ruangan siapa
yang ada dalam keranda itu apa iya itu ayahnya? Saat keranda dibuka dan mayat
yang ada didalam keranda itu diangkat dan diletakkan diatas tikar. Ternyata itu
ayahnya. Ayahnya yang selalu ia sayang itu kini telah ada didepan matanya
sebagai mayat berbalut kain kafan dan mata yang tertutup.
Karena tak sanggup menahan dan ia benar-benar tak
menyangka bahwa ayahnya akan meninggalkan ia dengan cepat. Gadis benar-benar
sedih ia menangis sekeras-kerasnya dan ia juga berkata “Allah jahat, kenapa ia
selalu mengambil orang yang menyayangiku, kenapa? Bukan aku yang engkau ambil
Allah kenapa? Allah jahat gak adil Allah ga adil” karena ini kedua kalinya ia
ditinggalkan orang yang ia sayang setelah beberapa tahun sebelumnya pamannya
yang menyayanginya meninggal secara tragis. Orang-orang yang ada disana
langsung merangkul gadis dan menyuruh gadis beristigfar. Tapi gadis masih belum
bisa menerima kenyataan bahwa ia kehilangan ayahnya. Gadis terus-terusan
menangis. Kala itu gadis sedang duduk dibangku sekolah kelas satu smp di sebuah
smp negeri.
“Tangisan
tak dapat mengubah waktu dan tak bisa mengembalikkan apa yang telah pergi.
Sekalipun nangis darah itu takkan pernah mengubah keadaan yang terjadi”.
Kini pagi telah datang dan hari ini ayah sigadis akan
disemayamkan. Iya masih tetap belum menerima bahwa Allah mengambil ayahnya
lebih cepat. Detik berganti detik, menit berganti menit, jam, hari, bulan telah berlalu. Kini gadis mulai bisa menerima
dengan ikhlas kepergian ayahnya dia yang selalu ceria kini kembali menjadi
dirinya. Kejadian itu membuat gadis tumbuh sebagai
seorang wanita yang kuat dan tangguh. Karena ia yakin dibalik ujian pasti ada
hikmah yang indah untuknya dan keluarga kecilnya. Buat kalian yang kehilangan
ayah sepertiku, jangan patah semangat dalam menjalani hidup ini kalian harus
memiliki mental seperti baja agar bisa melindungi ibu dan saudara-saudara
kalian. Jangan terlalu lama larut dalam kesedihan. Lanjutkan hidupmu.
Komentar
Posting Komentar